Melangit?
Tulisan ini untuk pengingat hatiku, yang terkadang tinggi hampir menggapai langit.
Apa yang membuat wajahmu menengadah ke atas?
Kau merasa saat ini berada ditempat yang lebih tinggi dari orang lain?
Kau merasa memiliki awan yang dapat mengantarmu kemana saja kau mau?
Kau merasa orang tua dan orang-orang disekitarmu adalah segalanya hingga membuatmu melayang, menari, dan terlupa?
Apakah kau merasa segala pencapaianmu adalah hasil usahamu?
Atau kau merasa bakatmu, kecantikan/ketampananmu, posisi yang saat ini kau duduki, harta benda yang kamu miliki, bahkan jantung yang berdetak di dadamu adalah milikmu?
Tulisan ini untuk pengingat hatiku, yang terkadang melambung kelangit.
Berpijaklah, agar tidak jatuh.
Orang-orang yang kau sayangi bukan milikmu, bisa diambil kapan saja.
Pencapaianmu saat ini atas kekuatan dariNya, bersyukurlah.
Kecantikan/ketampanan tidak akan kekal, bisa menua dan hilang.
Lihat kedalam dirimu, kemudian sadarlah.
Kau berada ditempatmu saat ini hanya karena kemurahan hati-Nya.
Dan berdoalah: “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang Engkau berkati dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat” [Q.S Al-Mu'minun:29]
Tulisan ini untuk pengingat hatiku, yang terkadang terbang melayang menari dilangit.
Membuat aku terlupa bahwa segala yang aku miliki adalah ujian.
Ujian yang membuat aku bersyukur atau malah kufur.
Orang tua, posisi, kecantikan/ketampanan, segala pencapaian, cinta manusia, bahkan jantung yang berdetak didalam dada sendiri itu semua adalah titipan.
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu”
[QS. Al-Hadid: Ayat 20]
Lantas apa yang mau kau sombongkan?
Hati, tetaplah berpijak.
Tetaplah membumi.
Komentar
Posting Komentar