kamu adalah buku, yang tidak akan pernah ku buka kembali.

Membuka awal tahun 2019 dengan pernikahan. 
Aku menjatuhkan pilihan itu kepada seorang laki-laki yang datang, menawarkan diri untuk membimbing aku dan jadi imam dalam setiap sholatku. 
Meskipun belum cinta, kurasa nantinya akan. 
Berlandaskan keyakinan, akhirnya kami resmi memulai halaman itu. 
Dimulai dari halaman ke-10 hingga halaman-halaman selanjutnya ternyata hanya menjadi halaman kesakitanku sendiri.. 
Setiap catatan yang aku tulis tentang pernikahan kertasnya selalu basah, penuh air mata. 
Aku gak menyangka, keputusan yang ku ambil saat itu ternyata seperti lubang yang kugali dan aku terjebak sendiri didalamnya. 
Aku sadar menerima dia dari 0, tapi ku kira kita akan menaiki tangga 1, 2, 3 dan seterusnya dengan canda dan saling menguatkan. 
Ternyata, itu  hanyalah delusi yang aku buat sendiri.
Sholat berjamaah yang ku impikan itu ternyata memang hanya mimpi. 
Yang aku dapat hanya caci maki di depan orang lain, hanya karena perkara-perkara sepele. 
Setiap nasi yang masuk ketubuhku entah menjadi berkah atau tidak karena selalu dihitung, lengkap dengan kertas catatan. 
Kurasa penyiksaan ini cukup. 
Sudah waktunya aku memilih untuk menyayangi diriku sendiri. 
Kututup halaman ini dengan sukacita. 
Setidaknya sekarang aku sadar, kamu akan menjadi buku yang tidak akan pernah aku buka kembali. 
Kamu akan menjadi halaman yang tidak akan pernah aku baca ulang. 
Selamat tinggal. 

Jambi, 7 Februari 2025

Komentar

Postingan Populer