riuh
Hari ini isi kepala riuh, gak selapang biasanya..
Aku ambil jeda dan bertanya ke diri sendiri, kenapa?
Ternyata, aku sedih.
Bukan karena perpisahannya..
Tapi karena jalan Allah memisahkannya.
Aku tertampar lagi dengan kenyataan bahwa orang yang pernah aku nikahi, orang yang pernah tidur seranjang, orang yang sempat aku percaya penuh, orang yang pernah aku harapkan untuk menua bersama...
Sanggup nego nafkah anak 1 juta :')
Rasa nggak pecaya ku mengalahkan logika.
Kok bisa?
Kenapa bisa?
Bukan jumlahnya yang menyakitkan, tapi nilai dibalik sikap itu.
Ya Allah, aku selalu percaya dia, aku selalu berpikir dia orang baik.
Meskipun dia memang menghitung nafkah dari awal nikah, ku pikir dia hanya sedang kesusahan dan banyak pikiran.
Ga pernah aku berpikir dia seburuk ini.
Dan fakta yang dia tunjukan di ruang mediasi saat itu, fakta yang menyadarkan aku bahwa dia memang gak sebaik itu, membuat aku sedih hari ini.
Aku sesedih itu menelan kenyataan pahit, bahwa ayah dari anakku ini sanggup menghitung nafkah ke anaknya sendiri.
Aku sedih karena rasa bersalah itu sangat besar, maafin umi ya nak..
Rasanya kemarin umi memilihkan ayah yang baik agamanya.
Bukan perpisahan atau kehilangannya yang menyedihkan.
Tapi saat topeng asli itu benar-benar terbuka dan menyadari bahwa dia berbuat seperti itu yang sangat menyedihkan.
Fakta saat dia menyebutkan hutang2 ibunya sudah dibayar lunas padahal sebelumnya gak pernah ditagih tiba-tiba dibilang lunas, benar-benar buat gak habis pikir. Bukan perkara nominal, tapi pertanggung jawaban karena sebelumnya aliran itu dicari-cari.
Ya Allah, aku sangat percaya perhitungan Mu sangat adil. Engkau maha melihat semuanya..
aku tau Allah memang sangat baik, Allah seakan membisikkan; jangan khawatir, aku akan mencukupkan dan akan selalu melindungimu..
Aku cukup ya Allah aku cukup, aku utuh, dan aku sangat mencintaiMu ❤
Komentar
Posting Komentar